Showing posts with label Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Bisnis. Show all posts

Saturday, June 15, 2013

Belleza pan 32 cm Made In Korea (Asli)


Sudah pernah dengan Belleza pan 32 cm made in Korea, katanya sih ini sebuah pan serbaguna anti karat, anti noda tetapi tidak anti nuklir. Masa sih serba guna, apa saja kegunaannya ?

Belleza pan merupakan pan serbaguna, berdiameter 32 cm berkapasitas 14 liter atau 2 kg . mempunyai kegunaan sebagai berikut :

Monday, March 21, 2011

PT. Chandra Madani Sejahtera (CMS)

Huh, lega rasanya penantian dan perjuanganku akhirnya dapat hasilnya juga.....5 tahun yang kulalui begitu berliku dan penuh kesedihan dan kegagalan. tapi kini aku yakin,,,,insyaallah saat ini dyalah.... jodoh dan rezekiku. dan mudahan - mudahan jodoh dan rezekiku untuk selama-lamanya.....

PT.Chandra Madani Sejahtera

PT. Chandra Madani Sejahtera adalah sebuah Perusahaan Outsourcing apa itu outsourcing,,,,,
kalau di Wikipedia outsourcing itu “Outsourcing is subcontracting a process, such as product design or manufacturing, to a third-party company.”atau kalau di terjemaahkan maka artinya kira-kira seperti ini "Outsourcing adalah subkontrak proses, seperti desain produk atau manufaktur, untuk sebuah perusahaan pihak ketiga.". Dalam literatur Indonesia, istilah ini dikenal dengan “alih daya”, yaitu pemindahan pekerjaan (operasi) dari satu perusahaan ke pihak (perusahaan) lain. atau lebih simpelnya adalah perusahaan mitra dari suatu perusahaan yang memiliki suatu program yang dijalankan oleh perusahaan mitra.Hal ini biasanya dilakukan untuk memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal utama dari perusahaan tersebut. (Wikipedia Indonesia).


Pandangan Umum Tentang Outsourcing

Terdapat dua pandangan terhadap outsourcing, yaitu yang setuju (pro) dan tidak setuju (kontra). Sebagian pihak yang setuju mengemukakan beberapa alasan, diantaranya adalah outsourcing sebagai solusi bagi perusahaan dalam menghadapi ketidakstabilan kondisi ekonomi global yang mempengaruhi kondisi ekonomi nasional. Alasan lain adalah bahwa kinerja karyawan menjadi lebih buruk setelah diangkat sebagai karyawan tetap.
Kalangan yang kontra, seperti yang terjadi pada Dell, yang telah mendapat publikasi negatif karena keputusannya untuk menggunakan outsourcing. Di Indonesia, serikat pekerja menentang outsourcing dengan alasan karena “pembayaran gaji yang tidak sesuai, tidak ada jaminan peningkatan karir kerja, tidak ada tunjangan-tunjangan hidup, kontrak tidak diperpanjang atau PHK tanpa alasan” (Komang Priambada). Ada juga yang menyatakan bahwa outsourcing merupakan produk liberasasi ekonomi. (ibid)

tapi kalau bagi saya sih saya fine-fine aja, malah senang banget bisa bergabung dengan perusahaan ini, karena dilihat dari prosedur seleksi dan perjanjian kerjanya, perusahaan ini merupakan perusahaan yang benar-benar bagus. kenapa saya bisa bilang seperti itu, itu karena dalam 5 tahun mungkin saya sudah banyak melihat dan mencoba prosedur seleksi penerimaan karyawan dan beberapa kali menandatangani surat perjanjian kerja.So saya sangat nyaman dengan perusahaan ini dan satu hal saya akan mencintai pekerjaan ini. CAYO.....CMS

Wednesday, August 25, 2010

Pemilik Wilmar Group

Siapakah Wilmar Corporation ini?

Sosok Wilmar dan Martua Sitorus
Di pentas bisnis nasional, nama kelompok usaha ini mungkin kurang familier. Padahal, Wilmar termasuk perusahaan agrobisnis terbesar di Asia, mulai dari penguasaan lahan, pabrik pengolahan, hingga perdagangannya. Dan, walaupun berbasis di Singapura, sejatinya sebagian besar aktivitas produksinya berada di Indonesia. Di negeri ini, Wilmar memiliki sekitar 48 perusahaan operasional. Salah satunya adalah PT Multimas Nabati Asahan, yang memproduksi minyak goreng bermerek Sania. Pada akhir 2005, kelompok usaha yang resminya bernama Wilmar International Limited ini memiliki total aset US$1,6 miliar, total pendapatan US$4,7 miliar, dan laba bersih US$58 juta.

Lebih dari itu, pendiri Wilmar adalah orang Indonesia bernama Martua Sitorus. Lelaki yang baru berusia 46 tahun ini berasal dari Pematang Siantar, Sumatera Utara. Ia adalah sarjana ekonomi dari Universitas HKBP Nommensen, Medan, Sumatera Utara.

Awalnya Martua berdagang minyak sawit dan kelapa sawit kecil-kecilan di Indonesia dan Singapura. Lama-kelamaan bisnisnya berkembang pesat. Dan, pada 1991 Martua mampu memiliki kebun kelapa sawit sendiri seluas 7.100 hektar di Sumatera Utara. Di tahun yang sama pula ia berhasil membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit pertamanya. Pada 1996 Martua berekspansi ke Malaysia dengan membangun pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di sana.

Tak puas dengan itu, Martua mulai melirik bisnis hilir (produk turunan) yang lebih bernilai tinggi. Pada 1998 Martua untuk pertama kalinya membangun pabrik yang memproduksi specialty fats. Lalu pada tahun 2000 ia juga meluncurkan produk konsumsi minyak goreng bermerek Sania.

Selanjutnya, tahun demi tahun bisnis Martua makin membesar hingga menjadi salah satu perusahaan agrobisnis terbesar di Asia yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Per 31 Desember 2005, Wilmar memiliki total lahan perkebunan kelapa sawit seluas 69.217 hektar, 65 pabrik, tujuh kapal tanker, dan 20.123 karyawan. Wilmar mengekspor produk-produknya ke lebih dari 30 negara. Puncaknya, Martua mencatatkan Wilmar di bursa efek Singapura pada Agustus 2006 dengan kapitalisasi pasar mencapai US$2 miliar.

Berkat keberhasilannya itu, sosok Martua Sitorus juga makin menonjol di pentas bisnis global. Majalah Forbes menempatkan Martua di urutan ke-14 dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia pada 2006. Kekayaan bersihnya ditaksir mencapai US$475 juta. “Palm Oil King”, begitu Forbes menyebut sosok Martua.

Derom Bangun, ketua harian Gapki (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), telah mengenal Martua lebih dari 10 tahun lalu. Dan, ia menilai Martua bisa sukses seperti sekarang karena terhitung pengusaha yang berani memasuki wilayah-wilayah bisnis baru. “Ia cukup berani mengambil risiko, sehingga dengan cepat pula ia mendapat peluang,” tuturnya.

Bungaran Saragih juga berpendapat senada. Mantan Menteri Pertanian itu juga telah lama mengenal Martua dan ia melihat Martua sebagai pengusaha muda yang sangat dinamis, banyak ide, dan kreatif. “Namun, ia memang tergolong orang yang low profile atau tak mau menonjol,” nilai guru besar IPB itu.

Seorang kawan baik Martua yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan semula Martua, yang memiliki nama panggilan A Hok, hanya dikenal sebagai pemasok kecil minyak kelapa sawit. “Ia banyak membeli minyak dari perusahaan perkebunan negara dan dijualnya lagi ke luar negeri,” paparnya. Namun, karena Martua yang juga bernama Thio Seng Hap ini memang sangat low profile, tak banyak pihak yang mengetahui kemajuan pesat bisnisnya. “Jadi, kami terkejut juga setelah melihat ia mampu menjadi pebisnis besar,” tuturnya.

Kawan baik Martua itu memperkirakan bisnis Martua bisa cepat membesar karena, selain memang agresif, ia berhasil menangkap peluang terbukanya penjualan minyak kelapa sawit hasil produksi perusahaan-perusahaan perkebunan negara yang sebelumnya, pada masa Orde Baru, hanya dikuasai oleh salah satu grup konglomerasi di Indonesia. Apalagi, karena bersifat ekspor, bisnis Martua tak terganggu oleh krisis moneter 1997. Sumber Warta Ekonomi menyebutkan jika perusahaan besar di Jakarta yang terkena krisis rata-rata harus memotong penghasilan karyawannya sebesar 2,5%, maka karyawan Wilmar justru memperoleh tunjangan krisis sebesar 2,5%.

Bermitra dengan Kuok Khoon Hong
Akan tetapi, Martua Sitorus tak sendirian dalam mengembangkan Wilmar Corporation. Pada akhir 1980-an, ia menjalin kemitraan dagang dengan Kuok Khoon Hong. Pria berusia 57 tahun ini adalah keponakan Robert Kuok, raja bisnis gula dan properti Malaysia. Keduanya sepakat untuk mengembangkan bisnis bersama-sama. Nama Wilmar sendiri disebut-sebut sebenarnya adalah singkatan dari kedua nama mereka, yaitu William, nama panggilan Kuok Khoon Hong, dan Martua Sitorus. Mereka berdua adalah pemilik signifikan Wilmar Holdings Pte Ltd (perusahaan holding Wilmar International Ltd). Keduanya berbagi tugas, Kuok Khoon Hong sebagai chairman & CEO dan Martua sebagai chief operating officer (COO) Wilmar International Ltd.

Keluarga besar Martua Sitorus juga berperan penting dalam mengembangkan Wilmar Corp. Istri (Rosa Taniasuri Ong), saudara laki-laki (Ganda Sitorus), saudara perempuan (Bertha, Mutiara, dan Thio Ida), dan ipar (Suheri Tanoto dan Hendri Saksti) Martua menduduki berbagai posisi kunci di Wilmar Corp. Bahkan, Hendri Saksti diberi kepercayaan menjadi kepala operasional bisnis Wilmar di Indonesia.

Hendri Saksti bukanlah orang baru di bisnis sawit. Presdir PT Cahaya Kalbar Tbk. ini mulai bergabung dengan Wilmar Corp. sebagai manajer cabang operasional bisnis minyak sawit Wilmar di Indonesia dan kemudian diangkat sebagai direktur keuangan operasional Wilmar di Indonesia pada 1996. Darius Na, mantan direktur PT Cahaya Kalbar Tbk., mengungkapkan sebelumnya Hendri juga sempat berkarier di PT Astra Agro Lestari Tbk. Darius menggambarkan sosok Hendri sebagai pebisnis yang cukup tegas dan memiliki visi bisnis untuk selalu berupaya memperbesar kapasitas. “Ia terhitung orang yang mengutamakan jumlah,” ungkapnya.

Kini, bisnis Martua dan Kuok Khoon Hong terus berkembang. Selama sembilan bulan pertama 2006, pendapatan Wilmar Corp. naik 7,8% menjadi US$3,7 miliar dibanding periode yang sama 2005 sebesar US$3,4 miliar. Adapun laba bersihnya selama sembilan bulan pertama 2006 tumbuh 56,4% mencapai US$68,3 juta dibanding periode yang sama 2005 sebesar US$43,6 juta.

Rencana Merger dan Bisnis Biodiesel
Saat ini ada dua isu yang mencuat mengenai Wilmar Corp. Pertama, rencana merger Wilmar dan lini bisnis Kuok Group, milik taipan Robert Kuok, di bidang agrobisnis (PPB Oil Palms Berhad, PGEO Group Sdn. Bhd., dan Kuok Oil & Grains Pte Ltd). Nilai transaksi merger itu mencapai US$2,7 miliar. Merger ini diperkirakan akan menjadikan Wilmar sebagai salah satu dari 15 perusahaan terbesar di bursa efek Singapura berdasarkan nilai kapitalisasi pasarnya. Sebab, merger ini ditaksir akan memberikan potensi kapitalisasi pasar Wilmar sebesar US$7 miliar. Merger ini diperkirakan juga akan menghasilkan kombinasi pendapatan US$10 miliar dan laba bersih US$300 juta selama sembilan bulan pertama 2006.

Sumber Warta Ekonomi menyebutkan langkah merger itu tak lepas dari situasi yang terjadi dalam keluarga taipan Robert Kuok. Konglomerat itu makin berusia lanjut, tetapi ia tidak merasa nyaman menyerahkan lini agrobisnis Kuok Group kepada anak-anaknya sehingga ia menoleh kembali kepada Kuok Khoon Hong, keponakannya. Pada awalnya, sebenarnya Kuok Khoon Hong adalah orang yang juga membesarkan lini agrobisnis Kuok Group. “Akan tetapi, karena ada perbedaan visi, Kuok Khoon Hong memilih keluar dari Kuok Group dan merintis bisnis sendiri bersama Martua Sitorus,” ujarnya. Kuok Khoon Hong mendapatkan pasokan minyak kelapa sawit dari Martua dan ia kemudian mengekspornya ke berbagai negara. “Dari kombinasi inilah embrio Wilmar muncul,” jelasnya.

Kedua, rencana ekspansi Wilmar ke bisnis biodiesel. Tidak tanggung-tanggung, mereka langsung menggebrak dengan membangun tiga pabrik biodiesel yang diagendakan akan selesai dibangun seluruhnya tahun ini. Masing-masing memiliki kapasitas produksi 350.000 ton per tahun sehingga total kapasitasnya mencapai 1,050 juta ton per tahun. Sejauh ini, belum ada pabrik biodiesel milik perusahaan lain di dunia yang memiliki kapasitas produksi sebesar Wilmar. Sebagai tambahan, apabila rencana merger itu terealisasi, maka pabrik biodiesel milik PGEO Group Sdn. Bhd. dengan kapasitas 100.000 ton per tahun akan makin memperkuat bisnis biodiesel Wilmar.

Menurut Alex Umboh, head of legal and corporate affairs Wilmar Corp. di Indonesia, bisnis biodiesel Wilmar sangatlah prospektif karena permintaan sudah banyak. Selain dari dalam negeri sendiri, permintaan juga datang dari Eropa, Cina, dan Amerika Serikat. Wilmar pun telah siap memasoknya. “Di kawasan industri Dumai itu (tempat ketiga pabrik biodiesel Wilmar berada), kami juga telah dilengkapi dengan pelabuhan dalam,” kata Alex. Jadi, Martua kini tak hanya pantas disebut “raja minyak sawit Asia”, tetapi juga layak disebut “raja biodiesel dunia”.

FADJAR ADRIANTO, HOUTMAND P. SARAGIH, MUDJIONO, PRAYOGO P. HARTO, DAN PRANANDA HERDIAWAN


Source : http://triadkita.blogspot.com/2007/10/wilmar-sitorus-orang-batak-keturunan.html

Sunday, May 16, 2010

PENAWARAN KERJA SAMA (MITRA USAHA) KULINER

SELERA KELUARGA ( FOOD TASTE FOR FAMILY)

Selera Keluarga adalah sebuah vendor food court modern yang berlokasi di jalan Amaliun no.3 Medan. Selera Keluarga merupakan salah satu vendor di Amaliun Foodcourt Pujasera. didiri oleh seorang business man muda yang bernama Afrisman atau yang biasa dikenal dengan Boy/Buyung. Bang Boy , begitu beliau biasa dipanggil merintis usaha kuliner dari usia muda. Beliau memperoleh inspirasi untuk membuka usaha kuliner dari almarhum ayahnya. Beliau juga sempat merintis usaha kuliner di jalan Asia Medan yang bernama NANDO CAFE, yang kini dimiliki saudaranya Tandu.


Selera Keluarga pertama kali di buka pada tanggal 15 Desember 2009 dengan menu andalannya Ayam Batokok dan juga menu - menu lain yang tidak kalah nikmatnya seperti : Nasi Goreng Spesial Seafood, Ifumie Binjai, Watfen, Udang Goreng Tepung dan lain sebagainya. Harganya pun relatif terjangkau bagi semua kalangan yang ingin menikmatinya. Ada juga beberapa paket hemat yang di tawarkan oleh SELERA KELUARGA untuk menghemat pengeluaran anda, antara lain seperti: PAKET AYAM KREMES + KANGKUNG BELACAN + SOP + NASI dengan harga RP. 18.000,- .






PAKET AYAM KREMES Rp. 18.000,-





D
AFTAR MENU SELERA KELUARGA














PROFIL OWNER SELERA KELUARGA


NAMA : AFRISMAN (BOY)
LAHIR : Medan, 10 April 1972
Alamat : Jl. Utama Gang. Tengah I No. 58 F Medan
Istri : Yeni Mustika
Anak ² : Balqish Safnie, Meyga Safnie
HP : 081396316600








SUPPORTED BY :













DAFTAR MENU AYAM BATOKOK SELERA KELUARGA

DAFTAR MENU

NASI AYAM BATOKOK RP. 17.000,-
NASI + AYAM MENTEGA RP. 15.000,-
NASI + AYAM ASAM MANIS Rp. 15.000,-
NASI + AYAM SAMBAL RP. 15.000,-
NASI + AYAM SAOS KECAP Rp. 15.000,-
NASI + AYAM TAUCO RP. 17.000,-

NASI + UDANG MENTEGA Rp. 20.000,-
NASI + UDANG ASAM MANIS Rp. 20.000,-
NASI + UDANG SAMBAL Rp. 20.000,-
NASI + UDANG SAOS KECAP Rp. 20.000,-
NASI + UDANG TAUCO Rp. 23.000,-

NASI + KAKAP ASAM MANIS Rp. 20.000,-
NASI + KAKAP TAUCO Rp. 20.000,-
NASI + IKAN LELE Rp. 10.000,-
NASI + IKAN LELE TAUCO Rp. 12.000,-
NASI + LELE ASAM MANIS Rp. 12.000,-

SOP KIMLO Rp. 8.000,-
SOP TOMYAM Rp. 15.000,-
BIHUN TOMYAM Rp. 18.000,-
CAPCAI SEAFOOD Rp. 15.000,-
CAH KANGKUNG TERASI Rp. 8.000,-
CAH KANGKUNG UDANG Rp. 12.000,-
TAUCO KANGKUNG UANG Rp. 20.000,-
FUYUNG HAI Rp. 12.000,-
UDANG GORENG TEPUNG Rp. 20.000,-
CUMI GORENG TEPUNG Rp. 15.000,-
NASI PUTIH Rp. 4.000,-

DAFTAR MENU

NASI GORENG SAOS TIRAM Rp. 8.000,-
NASI GORENG Rp. 8.000,-
NASI GORENG IKAN ASIN Rp. 13.000,-
NASI GORENG BISTIK SAPI Rp. 13.000,-
NASI GORENG TOMYAM Rp. 12.000,-
NASI GORENG PATTAYA Rp. 12.000,-
NASI GORENG SAOS TIRAM SEAFOOD Rp. 12.000,-
NASI GORENG SEAFOOD Rp. 12.000,-
NASI GORENG SAOS TIRAM
SEAFOOD SPECIAL Rp. 15.000,-
NASI GORENG SEAFOOD SPECIAL Rp. 15.000,-

IFU MIE/BiHUN/KWETIAU :
GORENG/KUAH Rp. 8.000,-
GORENG/KUAH SEAFOOD Rp. 12.000,-
GORENG/KUAH SEAFOOD SPECIAL Rp. 15.000,-
IFU MIE BINJAI Rp. 15.000,-
WATFEN (KWETIAU SIRAM) Rp. 12.000,-

INDOMIE :
GORENG/KUAH Rp. 8.000,-
GORENG/KUAH SEAFOOD Rp. 10.000,-
GORENG/KUAH SEAFOOD SPECIAL Rp. 13.000,-
MARTABAK Rp. 10.000,-

MENU BARU SELERA KELUARGA





UDANG SALAD
Rp. 30.000,-








UDANG BISTIK

Rp. 30.000,-








KLEPOT MIE KARI UDANG
Rp. 13.000,-










DAFTAR MENU BARU BERSERTA HARGA






Saat ini Ayam Batokok Selera Keluarga Menawarkan Kerja Sama kepada Investor yang mau menanamkan modalnya sebesar Rp. 100.000.000,- atau dengan menyediakan ruko. dengan pembagian keuntungan memakai sitem bagi hasil 80 pemilik : 20 investor dari omset harian. dengan gambaran omset rata² sehari 2 juta rupiah per hari. maka untuk investor adalah 400 ribu sehari atau sama dengan 12 juta sebulan atau sama dengan 144 juta setahun.

Untuk keterangan lebih lanjut dapat menghubungi

Boy Afrisman (081396316600)
Rozi (081396436421)